Ceritaku hari ini untuk semua saudaraku yang disini. Bukan karangan atau hasil imajinasiku ya? :)
Cerita ini terjadi ketika aku tinggal di Makassar. Kusebutlah dia Ito (bukan kalian angka itoku ya? Hehehe...)
Ito : Ito boru Simanjuntak apa? Maksudku Supir atau Kernet?
Aku : Wah...aku ga tau Supir atau Kernet krn ga ada Angkot atau Bus kami....hehehe.
Ito : Serius dulu ito...
Aku : Loh??? Serius aku. Memang kami ga punya Bus atau Angkot. Bapakku juga bukan Supir, Bapakku dulu hanya seorang Guru SD di desa..
Ito : Jadi boru Simanjuntak apa nya ito?
Aku : Aku boru Simanjuntak Parsuratan ito....
Ito : Parsuratan itu Horbo Jolo atau Horbo Pudi?
Aku : Ito...walaupun tinggal kami di desa tapi kami ga punya Horbo... Sawah kami ga punya untuk apa Horbo? Oppungku pun pedagangnya, jadi dang adong horbo nami (walaupun aku tau maksud ito an itu, hehehe...)
Ito : Ehe...Ito inilah bercanda terus...! Ya sudahlah klu ito ga mau kasih tau... Tapi, ito tau kan cerita kenapa terjadi perpecahan antara Simajuntak Horbo Jolo dengan Horbo Pudi? Kenapa itu bisa terjadi ito?
Aku : Aku memang pernah dengar cerita itu tapi bukan dari orangtuaku, melainkan dari lingkungan sekolah, kampus dan lingkungan sosialku dimana hal ini sangat-sangat kelihatan sekali. Aku hanya bisa bilang ke ito kalau aku tidak percaya dengan cerita yg beraneka macam versi yang menyudutkan salah satu pihak. Aku tidak hidup di zaman ketika cerita itu terjadi dan orangtuaku serta keluarga kami tidak pernah menceritakan atau mengatakan kami untuk menjadi bagaimana harus bersikap terhadap kebenaran cerita itu. Yang aku ingat sampai sekarang hanya pesan dari Oppung dan Bapakku yang sekarang telah tiada yang mengatakan: "Inang...ho boru Juntak, boru panggoaran jala pahoppu panggoaran. Harus hormat kepada yang semarga mu, jaga nama baik keluarga terutama "KELUARGA SIMANJUNTAK" Ketika kau coreng nama baik keluarga, ingatlah bahwa kau juga telah mencoreng nama baik "KELUARGA BESAR S IMANJUNTAK"
Ito : Gitu ya ito? Jadi ito ga tau cerita tentang perpecahan itu ya?
Aku : Aku tau ceritanya tapi tidak tau dan tidak percaya akan kebenarannya. Kalau mau tau kebenarannya ito tanya aja kepada orang yang hidup dan yang melihat langsung ketika peristiwa itu terjadi(dalam hati jengkel sekaligus geli sambil berkata dalam hati "cari aja sampai loja" hehehe)
Ito : Iyalah ito, terimakasih buat bincang-bincangnya..
Aku : Sama-sama ito...(tapi dalam hati bilang gini "kayak bincang-bincang di TV aja")
Maaf klu terlalu panjang,namanya juga yg marcarita, hehehe. Ini ceritaku, mana ceritamu?:)
(Ervina Simanjuntak)